Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Daring dan Luring

Rabu, 10 Februari 2021 - 07:03
Ngopi Pagi: Daring dan Luring Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang

TIMES TARAKAN, MALANGSAHABAT ngopi pagi, setahun terahir dua kata tersebut sangat akrab di telinga kita semua. Hampir tidak ada topik yang lebih menarik dari dua kata tersebut. Mulai dari persoalan ekonomi, sosial budaya dan politik, serta kehidupan sehari hari tidak lepas dari dua topik tersebut.

Daring (dalam jaringan} adalah pola hubungan yang tidak memungkinkan bertemunya dua fihak atau lebih dalam satu ruangan atau satu tempat. Metode menggantungkan kepada fisilitas internet sebagai sarana untuk mempertemukan berbagai fihak untuk mendiskusikan berbagai hal. Sedangkan luring adalah istilah dari luar jaringan. Dalam Bahasa yang lebih sederhana, luring adalah pola hubungan dengan bertemu secara langsung dua orang atau lebih dalam satu ruangan. Kalau tidak boleh luring, ya daring. Begitulah kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari hari.

Dunia Pendidikan adalah kelompok yang hamper tiap hari membicarkan dua hal tersebut, karena terkait langsung dalam proses belajar para siswa / mahasiswa. Kelompok ini juga paling terdampak, jika ada kebijakan pada dua hal tersebut. Untuk diketahui saja, jika terjadi pandemic seperti sekarang ini, maka dunia Pendidikan adalah yang pertama ditutup dan yang terahir dibuka

Belajar luring punya kelebihan di satu sisi, akan tetapi juga berdampak terhadap banyak hal disisi yang lain. Bagusnya, pembelajaran bisa lebih efektif, pembentukan karakter bisa berjalan, kelas bisa diatur dengan jumlah peserta ideal, dan lainnya. Akan tetapi dampaknya juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan tertularnya para peserta, karena covid 19 model penyebaran dan penularannya sangat massif. Jika tidak hati-hati, maka dunia Pendidikan dapat menjadi cluster baru penyebaran covid 19.

Pembelajaran daring memang menjadi pilihan utama, karena ini paling aman dari serangan covid19. Namun demikian, terdapat beberapa kekurangan seperti proses transfer ilmu yang kurang maksimal, sulitnya membentuk karakter peserta didik karena tidak ada interaksi langsung, begitu juga terkait dengan evaluasi belajar dimana pengajar tidak tahu, apakah dikerjakan sendiri, atau mengerjakan secara Bersama sama. Bahkan bisa jadi, meminta tolong kepada pihak lain untuk mengerjakan soal sebagaian yang tidak terpisahkan dari evaluasi pembelajaran.

Terhadap dua hal tersebut, pilihan ini sama sama sulit. Oleh karena itu, hendaknya mengikuti ajaran dalam Islam : jika terdapat dua hal yang sama sama menimbulkan masalah, maka ambillah yang mengakibatkan/ membuat dampak terkecil. Dalam Bahasa yang lebih simple : menghindari kerusakan itu jauh lebih baik, daripada pilihan lainnya. Semoga ini semua, dapat menjadi bahan renungan sahabat ngopi pagi semua.

*) Penulis Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

Pewarta :
Editor : Yatimul Ainun
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tarakan just now

Welcome to TIMES Tarakan

TIMES Tarakan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.