Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Ihlas

Jumat, 05 Februari 2021 - 07:05
Ngopi Pagi: Ihlas Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang.

TIMES TARAKAN, JAKARTASAHABAT ngopi pagi, sepertinya kita ini mudah mengucap ihlas daripada menyatukan antara ucapan dan lubuk hati yang terdalam. Bahkan terkadang, perkataan ihlas menunjukkan sebuah ketidakihlasan itu sendiri. Sebuah pameo mengungkapkan ; dalamnya laut bisa diukur, akan tetapi dalamnya hati siapa yang tahu. Hanya Allah swt dan dirinya sendirilah yang bisa mengukur tingkat keihlasan masing masing.

Ihlas adalah dasar semua ibadah yang dilakukan oleh ummat manusia. Dalam konteks ibadah, ihlas adalah yang beramal semata mata karena Allah swt, tanpa berharap apapun. Menghindari pujian, menghindari perhatian, menghindari hal yang bisa menimbulkan sifat bangga hati, dan sejenisnya, adalah bagian dari bentuk keihlasan.

Dalam Bahasa gus Baha’ : kalau saat kita beramal maupun beribadah masih berharap dapat sesuatu, itu bagian dari benih benih ketidak ihlasan. Sholat dan ibadah lainnya berharap pahala untuk menuju surganya Allah swt, itu juga bagian dari ketidakihlasan. Apalagi berharap dari sesame manusia yang diberikan atau menyaksikan apa yang kita lakukan.

Beberapa kyai menggambarkan ihlas dalam bahasa yang sederhana. Ihlas itu ibarat kita lagi buang air besar. Kalau bisa dikeluarkan akan terasa lebih lega. Hal lain, jika sudah dikeluarkan, tidak ingin dilihat lagi. Artinya ada rasa puas, bahagia bisa membantu orang lain, tanpa berharap apapun.

Saat saya membangun Rumah Sedekah, saya juga mendapat beberapa contoh bagaimana keihlasan itu dibangun. Hampir semua yang memberikan bantuannya tidak berharap untuk dipublikasikan. Setiap ada orang yang mau bantu, selalu saya  beritahukan dan tanyakan beberapa hal : pertama, saya bilang bahwa ini bangunan adalah inisiatif pribadi sehingga saya tidak membuat proposal dan semacamnya. Jika panjenengan mau transfer, apakah berkenan menggunakan rekening pribadi saya ?. Selanjutnya saya juga tanyakan, perlukah nama panjenengan saya umumkan. Alhamdulillah, rata rata menyatakan tidak keberatan dan berkehendak namanya tidak dipublikasikan. Jika proses ini selesai, barulah saya kirim nomor rekening untuk ditransfer. Begitu juga bagi mereka yang mendonasikan dalam bantuk barang, akan saya tanya beberapa hal, sebelum saya kasih alamat untuk pengiriman.

Namun demikian, bukan berarti kemudian penerima bebas menjalankan sesuai kehendak pribadi. Tetap harus ada pentasharufan yang benar dan pertanggungjawaban yang baik, agar amal orang lain tidak menjadi sia sia karena penerima tidak dapat menjalankan amanah dengan baik dan benar.

Indah jika keihlasan bisa kita bangun dalam banyak kehidupan masyarakat. Masing masing memahami posisinya dan tidak ada permintaan macam macam di kemudian hari. Tidak juga ada tuntutan di belakang hari.  Semoga kita semua bisa menjadi orang yang ihlas dalam segala amal perbuatan dan beribadah, aamiin yra. Selamat ngopi pagi dan jangan lupa terus berkreasi dan berbagi.

***

*) Oleh : Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

Pewarta :
Editor : Yatimul Ainun
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tarakan just now

Welcome to TIMES Tarakan

TIMES Tarakan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.